Thursday, November 7, 2019

Pengusaha Makin Ragu Berbisnis di RI

Tubuh Pusat Statistik (BPS) kembali meluncurkan Indeks Tendensi Usaha (ITB). Pada umumnya laporan ini tunjukkan keadaan usaha masih tumbuh tetapi tingkat keyakinan aktor usaha alami penurunan.

Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menyepakati data BPS itu. Menurut Bhima, ada faktor-faktor yang mengakibatkan keyakinan aktor usaha alami penurunan.



Unsur pertama yaitu penghematan yang dikerjakan warga kelas menengah atas untuk menghindarkan serangan krisis maupun perlambatan ekonomi.

Baca Juga : Menghitung Dosis Obat

"Jika kita lihat usaha akan melambat. Jadi confidence, kepercayaannya akan melambat. Sebab pertama ada unsur dari bagian mengonsumsi domestik itu melambat. Terutamanya untuk kelas menengah atas, jadi mereka makin banyak meramalkan krisis ekonomi akan tiba, jadi mereka berhemat," kata Bhima pada detikcom, Selasa (5/11/2019).

Menurut dia, penghematan itu mengakibatkan penjualan di bidang manufaktur serta perdagangan alami penurunan. Belum juga unsur perlambatan ekonomi global, harga komoditas yang masih fluktuatif, serta gejolak geopolitik. Beberapa faktor itu yang menurut dia mengakibatkan keyakinan pebisnis alami penurunan.

"Ini punya pengaruh kan pada penjualan di bidang manufaktur, bidang perdagangan. Jadi kemampuan industrinya saat ini sedang di turunkan. Nah ini yang membuat pertama tendensi bisnisnya turun, jadi ada unsur global, kecemasan krisis ekonomi global, selanjutnya harga komoditas yang masih rendah, gejolak geopolitik itu punya pengaruh," jelas Bhima.

Baca Juga : Dosis Obat

Unsur yang lain yaitu berkurangnya investasi sebab kemampuan team ekonomi di Kabinet Indonesia Maju dipandang kurang untuk memberi efek positif ke iklim dunia usaha. Menurut Bhima, team ekonomi dalam Kabinet Indonesia Maju ada banyak yang diisi oleh tokoh politik.

"Unsur lain sich jika menurut saya berada di bidang investasi. Jadi banyak investor yang masih menyangsikan kemampuan dari Team Ekonomi Pak Jokowi. Selanjutnya selanjutnya tidak hanya kemampuan Team Ekonomi Pak Jokowi yang mungkin didominasi politik itu kurang bagus untuk iklim dunia usaha. Sebab yang harusnya diperlukan untuk kesempatan ini kan team profesional," jelasnya.

Paling akhir, menurut Bhima peraturan di Indonesia harus diperbaiki untuk mengangkat daya saing Indonesia pada kompetisi global. Bhima memandang, reformasi perizinan atau birokrasi di Indonesia masih jalan dalam tempat, hingga daya saing Indonesia alami penurunan.

"Hal yang lain sebagai penting itu dari bagian perbaikan daya saing sama Ease of Doing Business (EODB) kita itu kan malah tunjukkan penurunan. EODB-nya statis di angka 73, indeks daya saingnya malah turun dari 45 ke 50. Nah ini kan berarti kan reformasi perizinan, reformasi birokrasi ini jalan dalam tempat," papar Bhima.

Baca Juga : Menghitung Dosis Obat

Hingga, banyak negara yang tunda untuk ekspansi bisnisnya ke Indonesia maupun merelokasi ke negara lain.

"Nah banyak yang putuskan ya jika tidak tunda untuk ekspansi di Indonesia, mereka relokasi. Mencari negara lain yang ekosistem bisnisnya semakin bagus itu untuk bidang manufaktur. Itu kemungkinan yang membuat banyak pebisnis mulai pesimis pada keadaan ekonomi sampai 2020-2021 yang akan datang," pungkas Bhima.

Jadi info, awalnya Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pada triwulan III-2019 ITB sebesar 105,33. Angka itu lebih rendah dibanding dengan tempat triwulan II-2019 sebesar 108,81.

"Indeks Tendensi Usaha masih bagus tetapi tingkat optimismenya turun. Masih di atas 100, tetapi optimismenya turun," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Baca Juga : Cara Menghitung

ITB pada triwulan III-2019 dibuat beberapa elemen seperti penghasilan usaha 106,92, pemakaian kemampuan produksi 107,56 serta rata-rata jumlahnya jam kerja dengan nilai 101,51.

ITB sendiri adalah tanda perubahan dunia usaha yang memvisualisasikan keadaan usaha serta perekonomian. Surveinya dikerjakan oleh BPS serta Bank Indonesia (BI).

BPS memprediksi ITB pada triwulan IV-2019 akan kembali alami penurunan ke tempat 104,79. Walau alami penurunan angkanya masih di atas 100 yang tunjukkan masih terdapatnya keyakinan usaha di Indonesia.

No comments:

Post a Comment